Berita

Pelatihan P3K Oleh Puskesmas Banguntapan 3

8 tahun yang lalu

 

Minggu, 5 Februari 2017, diselenggarakan pelatihan dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)bertempat di Ruang Presentasi STMIK AKAKOM Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti oleh 25 orang pegawai Puskesmas Banguntapan III dan 9 orang dari Resimen Mahasiswa STMIK AKAKOM Yogyakarta. Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 – 15.00 WIB dibagi menjadi dua sesi; sesi I, dari pukul 08.00 – 12.00 adalah teori, sedangkan sesi II, dari pukul 13.00 – 15.00 adalah praktek.

Pemateri pertama adalah dr. Tri Wijaya (dokter Instalasi Gawat Darurat (IGD), Ketua Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3 RS), dan Instruktur Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)). Pemateri kedua adalah Nurul Budi Santosa, S.Kep, NS. (Koordinator Perawat IGD dan Sub Komite Mutu Komite Perawatan). Keduanya adalah tenaga medis dari RS Panembahan Senopati, Bantul.

“Acara ini diadakan untuk mengakomodasi para peserta, terutama kaum awam dalam menangani kegawatdaruratan. Perlu diketahui bahwa tidak semua pegawai puskesmas adalah tenaga medis,  sopir dan staf IT misalnya”, kata Darmawanta, SKM, M.M., Ka. Sub. Bag. Tata Usaha Banguntapan III.

Dalam menjalankan fasilitas klinik yang diperuntukkan bagi mahasiswa, STMIK AKAKOM menjalin kerjasama dengan Puskesmas Banguntapan III sejak tanggal 30 Mei 2016. Harapannya dengan pelatihan ini, peran Resimen Mahasiswa di klinik tersebut bisa berlangsung dengan lebih optimal.

Materi pelatihan meliputi; Pelayanan Gawat Darurat, Konsep Manajemen Triage Pada Kasus Emergensi & Bencana, Initial Assesment (Penilaian & Pengelolaan Awal), Rujukan dan Transportasi Kegawatdaruratan Medis, Standar Ruangan dan Peralatan UGD.

Dr Tri Wijaya mengatakan target utama pelatihan ini adalah penanganan pada pasien gawat darurat, “Penting bagi petugas terlatih untuk mengelola pasien mana yang hendak diprioritaskan, apalagi jika jumlah korban cukup banyak. Misalkan ada beberapa pasien datang bersamaan, ada pasien gagal jantung, pasien luka bakar, pasien luka lecet, dan pasien meninggal dunia. Urutan penanganan yang tepat adalah dimulai dengan pasien serangan jantung (skala 1: merah), dilanjutkan dengan luka bakar (skala 2: kuning), kemudian luka lecet (skala 3 : hijau), baru menangani pasien yang sudah meninggal dunia (skala 4: hitam). Pada intinya sakit parah yang didahulukan, baru kemudian menangani pasien dengan luka ringan”, tandasnya. 


Berita Lainnya

UTDI Berpartisipasi dalam Bimbingan Teknis Keprotokolan oleh LLDIKTI Wilayah V
UTDI Berpartisipasi dalam Bimbingan Teknis Keprotokolan oleh LLDIKTI Wilayah V

22 hari yang lalu

[Yogyakarta, 28 Mei 2025] — Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan profesionalisme tata kelola kelembagaan dengan mengikuti kegiatan Bimbingan ...

Selengkapnya
Gereja Katolik St. Mikael Pangkalan Bersama UTDI Gelar Seminar “Peluang dan Risiko Keuangan Digital”
Gereja Katolik St. Mikael Pangkalan Bersama UTDI Gelar Seminar “Peluang dan Risiko Keuangan Digital”

29 hari yang lalu

[Yogyakarta, 25 Mei 2025] — Gereja Katolik St. Mikael Pangkalan berkolaborasi dengan Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI) menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan literasi digital ...

Selengkapnya
Dosen UTDI Raih Hibah BIMA 2025 Program Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat
Dosen UTDI Raih Hibah BIMA 2025 Program Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat

29 hari yang lalu

[Yogyakarta, 24 Maret 2025] — Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI) kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sejumlah dosen ...

Selengkapnya