Terbitan

AI Sebagai Enabler

  • Penerbit KEDAULATAN RAKYAT
  • Tanggal Terbitan 17-01-2025
AI Sebagai Enabler

AI Sebagai Enabler

Oleh : Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng.
Dosen Prodi : Informatika Universitas Teknologi Digital Indonesia
Bidang Penelitian & Keminatan : Machine Learning & Informatika Sosial

Pada sekitar tahun 2022, dunia dibuat gempar dengan munculnya aplikasi chat berbasis AI yang dicetus oleh OpenAI. Penggunaannya kini meluas ke berbagai kalangan, termasuk dunia pendidikan, di mana banyak guru dan dosen mulai memanfaatkannya.

AI berkembang sangat cepat seiring dengan banyaknya data yang beredar di internet. Banyak siswa dan mahasiswa menggunakan AI untuk menyelesaikan tugas-tugas—bahkan ujian—yang diberikan oleh dosen. Hal ini menimbulkan kekhawatiran para pendidik terhadap kemampuan belajar para siswa dan mahasiswa sehingga para pendidik harus memutar otak kembali agar hal ini tidak sampai terjadi. Kemampuan berpikir kritis dan analitis sangat penting dalam proses belajar dan AI yang digunakan secara berlebihan bisa mengganggu proses ini. Keberadaan AI di dunia pendidikan seperti pedang bermata dua: di satu sisi dapat digunakan untuk membantu pekerjaan maupun proses belajar, di sisi lain dapat berimplikasi negatif jika dimanfaatkan hanya karena ingin mengejar nilai. Ketergantungan pada AI dapat mengurangi motivasi belajar dan kemauan untuk berusaha secara mandiri. Hal ini terlihat pada hasil penelitian Lukman (2023) terhadap STIT Pemalang yang menunjukkan bahwa penggunaan AI dapat mengurangi kemampuan berpikir kritis dan analitis mahasiswa serta meningkatkan risiko plagiasi.

Namun, di sisi lain, menurut panduan terbaru dari Kemdikbud, AI dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mempercepat dan meningkatkan pengalaman belajar. Panduan ini memberikan jalan bagi pendidik maupun peserta didik untuk menggunakan AI sebagaimana mestinya dan sesuai porsi dan tempatnya. AI dapat mempersonalisasi pengalaman belajar, dengan menyediakan materi yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa dan mahasiswa, serta memberikan dukungan spesifik di area yang membutuhkan perhatian lebih.

Penggunaan AI juga memungkinkan otomatisasi tugas-tugas administratif dan rutin, sehingga guru dan dosen dapat lebih fokus pada aspek pengajaran yang memerlukan interaksi manusia. Misalnya, AI dapat membantu dalam grading otomatis, analisis plagiarisme, dan pengelolaan data siswa yang besar, sehingga waktu yang dihemat dapat dialokasikan untuk kegiatan pengajaran yang lebih bermakna.

Hasil penelitian Alfi Yuni Mustika (2024) pada mahasiswa pendidikan IPA di Universitas Semarang menunjukkan bahwa penggunaan AI dapat meningkatkan efisiensi kegiatan belajar dan memberikan pendekatan yang lebih personal dan interaktif. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan AI harus diikuti dengan tanggung jawab dan kesadaran penuh akan potensi dampak negatifnya. Pendekatan yang seimbang perlu diterapkan, dimana AI digunakan sebagai alat bantu dan bukan pengganti total proses belajar tradisional yang melibatkan interaksi dan pengembangan kemampuan berpikir kritis.

Dalam menghadapi era baru ini, kolaborasi antara teknologi dan manusia menjadi kunci. Dengan panduan yang tepat dan penggunaan yang bijak, AI dapat benar-benar menjadi enabler yang mempercepat dan memperkaya proses pembelajaran, membawa dunia pendidikan menuju level yang lebih tinggi dan lebih inklusif.

Dengan demikian, jelaslah bahwa AI bukan hanya alat bantu, melainkan pendorong utama perubahan dan inovasi dalam dunia pendidikan. Penggunaannya yang tepat dan bertanggung jawab akan membawa manfaat besar bagi siswa, mahasiswa, serta seluruh ekosistem pendidikan.