Cyber Security
Oleh : Adiyuda Prayitna. S.T., M.,T & Rohmat Cahyo Susilo
Kaprodi & Mahasiswa Prodi Teknik Komputer S1 Universitas Teknologi Digital Indonesia
Di era digital yang semakin berkembang pesat, dunia maya tidak hanya menawarkan kemudahan, tetapi juga menghadirkan tantangan baru, terutama di bidang keamanan siber. Banyak orang masih menganggap keamanan sebagai fitur tambahan, bukan bagian inti dari sistem digital. Pandangan seperti ini sangat berbahaya dan keliru. Tanpa sistem keamanan yang kuat dan terintegrasi sejak awal, sebuah layanan digital akan sangat rentan disusupi, dimanipulasi, bahkan diambil alih oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini bisa menyebabkan kebocoran data sensitif, kerugian finansial, serta menurunkan tingkat kepercayaan publik secara signifikan.
Sebagai mahasiswa Teknik Komputer di Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI), saya menyadari bahwa ancaman siber bukan lagi sesuatu yang bersifat imajinatif atau sekadar contoh di dalam modul perkuliahan , tetapi nyata, kompleks, dan bisa menimpa siapa saja termasuk lembaga pemerintahan sekalipun.
Minat saya terhadap dunia keamanan siber tumbuh secara alami seiring dengan ketertarikan saya terhadap cara kerja sistem digital secara menyeluruh. Selama masa perkuliahan, saya mempelajari berbagai bidang penting yang saling beririsan dan saling mendukung dalam ekosistem keamanan informasi, seperti cloud computing, cyber security, governance, risk, and compliance (GRC), serta materi pengantar seputar keamanan, kepatuhan, dan identitas digital. Selain itu, saya juga mendalami data science dan pengembangan aplikasi Android tingkat menengah, yang semuanya memberikan saya sudut pandang yang lebih luas dan komprehensif mengenai bagaimana sistem digital dirancang, dijalankan, dimonitoring, dan dilindungi dari berbagai ancaman.
Salah satu pengalaman paling penting dan membuka wawasan saya adalah ketika saya berpartisipasi dalam simulasi pengujian keamanan (penetration testing) terhadap enam situs web milik instansi pemerintahan daerah di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dilakukan dalam konteks edukatif, dengan izin, dan secara terkendali, dengan tujuan untuk menganalisis potensi kerentanan yang bisa membahayakan sistem digital publik.
Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa satu situs berhasil kami tembus, menandakan adanya celah yang cukup serius pada sistem keamanannya. Selain itu, kami juga menemukan kerentanan kritis pada salah satu situs lainnya, yang berkaitan dengan konfigurasi web server Nginx. Meskipun Nginx dikenal sebagai server yang ringan dan cepat, konfigurasi yang tidak aman atau penggunaan versi yang sudah usang dapat menjadi pintu masuk bagi serangan berbahaya, seperti remote code execution, data breach, atau bahkan pengambilalihan layanan secara keseluruhan.
Temuan ini menjadi pengingat keras bahwa sistem publik sangat rentan jika tidak dikelola dengan prinsip keamanan yang tepat dan disiplin. Keamanan digital tidak bisa hanya dianggap sebagai tanggung jawab teknis semata; ini adalah isu menyeluruh yang mencakup manajemen risiko, kepatuhan terhadap kebijakan keamanan, dan kesadaran dari seluruh pihak yang terlibat dalam pengelolaan sistem informasi, mulai dari teknisi, manajer, hingga pemimpin organisasi.
Generasi muda bukan hanya pengguna teknologi, tapi juga punya peran penting dalam menjaga ruang digital Indonesia. Sebagai mahasiswa Teknik Komputer di UTDI, saya bersyukur bisa terlibat dalam program ini karena memperluas wawasan saya di bidang teknologi sekaligus mengajarkan pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam menjaga sistem digital yang aman dan andal. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang tepat, mahasiswa bisa menjadi ujung tombak dalam mendukung transformasi digital nasional. Semoga lebih banyak mahasiswa di Indonesia diberi kesempatan belajar langsung di industri strategis agar siap menghadapi tantangan dunia digital yang terus berkembang sangat pesat.