Kuasai Business Intelligence di Era AI, Biar Keputusanmu Makin Cerdas
Oleh : Cosmas Haryawan, S.TP., S.Kom., M.Cs.
Dosen Prodi : Sistem Informasi Universitas Teknologi Digital Indonesia
Bidang Keminatan : Information System, Data Analytic
Bidang Keminatan : Information System, Data Analytic
Saat ini AI udah seperti teman pintar yang bisa jawab semua pertanyaan. Mau bikin artikel, Video, bahkan bikin analisis penjualan? Semua bisa, tinggal ketik prompt, jadi deh. Lalu kalau AI udah bisa semuanya, apakah kita masih perlu belajar business intelligence (BI)? Jawabannya: perlu banget. AI ibarat mobil sport super cepat, tetapi tetap membutuhkan pengemudi yang tahu arah dan tujuan agar ga nabrak atau nyasar. BI adalah keterampilan yang membuat kita menjadi pengemudi tersebut.
BI itu apa sih? Jangan keburu takut dulu denger istilah business intelligence. Kedengarannya rumit, tapi sebenarnya konsepnya sederhana: BI itu cara ngumpulin, nyiapin, membaca dan nampilin data biar jadi informasi yang bisa dipakai buat ambil keputusan. Contohnya gampang, misal kamu mau buka usaha jualan seblak di sekolah. Data yang kamu kumpulin: jenis topping apa yang paling disukai, kapan jam paling ramai pembeli, dan harga yang diminati. Kalau cuma lihat angka mentah, akan sulit membuat kesimpulan. Tapi dengan BI, bisa ketahuan kalau penjualan rame banget pas jam istirahat kedua, dan topping paling laris adalah sosis.
Contoh lain lagi, penjual di TikTok Shop bisa lihat data jam penjualan paling rame, produk yang paling sering masuk keranjang, sampai kota mana yang paling banyak pembelinya. Dengan BI, mereka tahu kapan waktu terbaik buat live dan promosi. AI bisa bantu bikin iklan atau prediksi tren, tapi BI bikin semua itu terarah.
Nah, BI itu bikin kamu bisa “membaca” data tersebut dan bikin strategi. AI bisa bantu hitung cepat atau bikin grafiknya, tapi BI bikin kamu ngerti apa arti angka itu dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Kenapa BI masih penting di era AI? Banyak
orang mikir AI itu magic box yang selalu kasih jawaban benar. Padahal,
AI itu pinter tapi bukan peramal masa depan. Dia butuh bahan (data) yang benar
dan pertanyaan yang jelas. Kalau datanya
salah atau pertanyaannya nggak jelas, hasilnya bisa ngawur.
Contoh: kamu tanya ke AI, “Berapa peluang jualan seblak di sekolah saya laku
keras?” tapi kamu nggak kasih data jumlah murid, kebiasaan jajan, dan harga
rata-rata di kantin. AI bakal ngarang berdasarkan data umum yang belum tentu
cocok buat sekolah kamu.
BI bikin kita ngerti data apa yang penting, cara ngeceknya, dan cara
make hasil AI biar tepat sasaran.
Apa skill BI berguna buat generasi Z? Anak-anak Gen-Z akrab sama teknologi, tapi belum tentu bisa memanfaatkannya buat ambil keputusan penting. Di sinilah BI berguna. Beberapa skill BI yang bisa bikin kamu unggul: [1]Critical Thinking: tahu cara bikin pertanyaan yang tepat ke AI. Misalnya, bukan cuma “produk apa yang laku?” tapi “produk apa yang laku di kalangan anak SMA umur 16-18 di daerah X?” [2]Baca Data & Grafik: biar bisa baca dan bikin visualisasi data yang bermakna. [3]Data Storytelling: bisa menyampaikan hasil analisis dalam bentuk cerita yang menarik berbasis data [4]Paham KPI (Key Performance Indikator): ini metrik penting yang dipakai di dunia kerja. Misalnya, target penjualan harian atau tingkat kepuasan pelanggan.
So...kesimpulannya? AI memang bikin kerjaan lebih cepat, tapi BI bikin hasilnya tepat sasaran. Kalau kamu menguasai BI, kamu nggak cuma jadi pengguna dan penonton yang terpesona sama teknologi, tapi jadi pemain yang ikut mengendalikannya.
Di masa depan, data adalah bahasa yang sangat berharga. Orang yang bisa memahami
dan menggunakannya dengan benar akan memiliki keunggulan. Jadi, mulai sekarang,
jangan cuma pinter pakai AI. Jadilah pilotnya, bukan penumpangnya.
Kalau kamu ingin mendalami BI, UTDI adalah pilihan tepat. Di sini
mahasiswa dibekali kompetensi di bidang BI, data, dan teknologi digital yang
relevan dengan kebutuhan industri. Pengen jadi generasi muda yang mampu
mengendalikan AI, UTDI adalah tempat tepat untuk memulai.