Terbitan

Mengurai Kecerdasan Buatan: Dari Sekadar Kalkulasi Menjadi Revolusi Pembelajaran

  • Penerbit KEDAULATAN RAKYAT
  • Tanggal Terbitan 29-08-2025
Mengurai Kecerdasan Buatan: Dari Sekadar Kalkulasi Menjadi Revolusi Pembelajaran

Mengurai Kecerdasan Buatan: Dari Sekadar Kalkulasi Menjadi Revolusi Pembelajaran

Oleh : Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng.
Dosen Prodi : Informatika Universitas Teknologi Digital Indonesia
Bidang Keminatan : Data, Jaringan Komputer, Machine Learning, dan Deep Learning

Kemunculan ChatGPT menjadi titik balik yang signifikan dalam persepsi publik terhadap kecerdasan buatan (AI). Sebelum era ini, AI sering kali dianggap sebagai konsep teoritis—sekumpulan kalkulasi matematis dan logis yang hanya ada di dalam literatur ilmiah dan coretan di kertas. Namun, dengan hadirnya ChatGPT, AI mengubah cara pandang manusia terhadap teknologi yang sebenarnya telah memiliki fondasi ilmiah sejak lama.

Dampak AI terhadap pekerjaan dan produktivitas adalah salah satu implikasi paling nyata di masa kini. AI telah membuktikan kemampuannya untuk mengotomatisasi tugas-tugas rutin yang sebelumnya memakan banyak waktu dan tenaga manusia. Menurut Sri Dewi Wahyundaru (2023) dari Unissula, penggunaan AI memungkinkan agen layanan pelanggan untuk menangani lebih banyak pelanggan per jamnya, sementara profesional bisnis yang memanfaatkannya dapat menulis dokumen hingga 59% lebih banyak dalam waktu yang sama. Peran AI tidak hanya terbatas pada efisiensi; ia juga membuka peluang baru di berbagai sektor. Di bidang kesehatan, misalnya, AI berpotensi mempercepat penemuan obat-obatan baru yang lebih efektif dan bahkan menawarkan solusi inovatif untuk tantangan global seperti perubahan iklim.

AI juga merambah dunia pendidikan, baik di kalangan siswa, mahasiswa, maupun para pengajar. Sadar maupun tidak, saat ini sedang terjadi pergeseran paradigma di dalam dunia pendidikan. Di ranah ini, teknologi kecerdasan buatan dapat menciptakan sistem pembelajaran yang lebih efektif. Seperti yang diungkapkan oleh Putri, et al. (2023), AI memungkinkan personalisasi pendidikan. Maksudnya, pembelajaran menjadi lebih adaptif, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Pergeseran ini secara fundamental mengubah peran dan dosen, yang tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan—yang kini dapat diisi oleh AI—melainkan bertransformasi menjadi mentor atau fasilitator.

Kemampuan luar biasa dari mesin AI seperti ChatGPT tidak muncul begitu saja. Kekuatan utamanya terletak pada Machine Learning dan Deep Learning, dua cabang ilmu yang menjadi penggerak utama dibalik kecerdasan buatan. Machine Learning (ML) adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan komputer untuk "belajar" dari data tanpa harus diprogram secara spesifik untuk setiap tugas dengan mengidentifikasi pola dan membuat keputusan berdasarkan data yang telah dipelajarinya. Deep Learning (DL) adalah bagian yang lebih kecil dari Machine Learning yang jauh lebih kompleks, menggunakan teknologi jaringan saraf tiruan yang terinspirasi dari struktur neuron di otak manusia. Jaringan ini terdiri dari banyak lapisan, memungkinkan mesin untuk memproses data dengan lebih mendalam, mengenali pola-pola yang tersembunyi, dan menunjukkan wawasan yang tidak terpantau oleh pengamatan manusia biasa. Kedua teknik ini merupakan tulang punggung dari semua inovasi AI yang terjadi saat ini dan memungkinkan mesin untuk tidak hanya melakukan tugas tetapi juga "memahami" dan membuat prediksi yang akurat.

Fenomena AI yang menjamur di Internet telah menciptakan kebutuhan baru yang krusial di pasar tenaga kerja. Perkembangan pesat AI ini secara langsung memicu kebutuhan akan tenaga IT yang memiliki keahlian mumpuni di bidang-bidang ini. Kebutuhan akan lulusan yang memahami ML, DL, dan Data Science diprediksi akan terus meningkat secara signifikan. Hal ini tidak terlepas dari pertumbuhan data yang masif, terutama data yang disimpan di komputasi awan (Cloud), yang memerlukan analisis kompleks untuk menghasilkan informasi berharga. Pada akhirnya, implikasi AI terhadap masa depan membutuhkan adanya penciptaan ekosistem profesional yang menuntut keterampilan baru. Dengan demikian, adaptasi terhadap teknologi ini serta kesiapan untuk menjadi bagian dari revolusi data menjadi kunci untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di masa depan yang semakin cerdas dan terotomatisasi.

Jurusan Informatika UTDI saat ini berfokus pada data science dengan mengimplementasikan teknologi Machine Learning dan Deep Learning dalam kurikulum 2025 dan diharapkan akan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan masa depan yang memerlukan banyak pakar bidang data yang memahami keduanya.