Terbitan

Robot Bekerja, Manusia Berkarya

  • Penerbit KEDAULATAN RAKYAT
  • Tanggal Terbitan 26-09-2025
Robot Bekerja, Manusia Berkarya

Robot Bekerja, Manusia Berkarya

Oleh : Dison Librado, S.E., M.Kom.
Dosen Prodi : Bisnis Digital Universitas Teknologi Digital Indonesia
Bidang Penelitian & Keminatan : UI/UX, Sistem Informasi

Di sebuah pabrik modern, lengan robot bergerak tanpa henti merakit komponen kendaraan. Di kantor layanan pelanggan, chatbot menjawab pertanyaan konsumen dengan cepat, tanpa rasa lelah. Di bidang publikasi, artikel berita dapat ditulis oleh kecerdasan buatan hanya dalam hitungan detik. Pertanyaannya, apakah perkembangan ini menjadi ancaman bagi tenaga kerja manusia, atau justru membuka peluang baru yang belum pernah ada sebelumnya?

Dunia Kerja yang Berubah Cepat

Otomasi dan AI (Artificial Intelligence) bukan lagi isu masa depan, melainkan kenyataan hari ini. McKinsey Global Institute memprediksi jutaan pekerjaan rutin akan hilang dalam satu dekade ke depan, digantikan oleh mesin dan algoritma. Di Indonesia, fenomena ini mulai tampak di industri perbankan dengan hadirnya layanan digital bank, di sektor ritel dengan kasir otomatis, hingga di logistik melalui penggunaan drone dan robot.

Namun, sejarah menunjukkan setiap revolusi teknologi selalu menimbulkan dinamika yang sama: ada pekerjaan yang hilang, ada pula yang lahir. Revolusi industri mematikan banyak pekerjaan manual, tetapi menciptakan profesi baru di bidang teknik, produksi, dan manajemen. Hal serupa kini terjadi dengan AI.

Pekerjaan yang Hilang, Pekerjaan yang Lahir

Pekerjaan berbasis rutinitas dan administratif adalah yang paling rentan. Tugas-tugas seperti input data, akuntansi sederhana, atau layanan pelanggan standar kini dapat diotomatisasi. Tetapi di sisi lain, kebutuhan tenaga kerja dalam bidang analisis data, keamanan siber, spesialis AI, digital marketing strategist, hingga content creator justru melonjak tajam.

Bahkan, banyak pekerjaan baru lahir yang belum pernah kita kenal satu dekade lalu. Profesi seperti AI ethicist (ahli etika AI), metaverse architect, atau manajer komunitas digital adalah contoh nyata bagaimana teknologi menciptakan peran yang sebelumnya tidak terbayangkan.

Peluang dan Tantangan

Peluang utama dari otomasi dan AI adalah meningkatnya efisiensi dan produktivitas. Perusahaan dapat memangkas biaya, mempercepat layanan, dan memberikan nilai tambah yang lebih besar kepada konsumen. Bagi pekerja, teknologi memungkinkan fleksibilitas kerja, munculnya ekonomi kreator, hingga peluang berwirausaha digital.

Namun, ada pula tantangan besar. Kesenjangan keterampilan (skill gap) semakin nyata. Tidak semua pekerja siap beradaptasi dengan perubahan ini. Risiko pengangguran struktural mengintai mereka yang tidak memiliki keterampilan baru. Selain itu, persoalan etika dan regulasi AI—seperti privasi, keamanan data, hingga bias algoritma—menjadi diskusi yang semakin penting.

Strategi Menyongsong Masa Depan

Agar tidak tertinggal, reskilling dan upskilling adalah kunci utama. Dunia pendidikan perlu beradaptasi cepat, bukan hanya menyiapkan mahasiswa dengan pengetahuan akademis, tetapi juga kemampuan praktis berbasis digital. Industri dituntut memberikan pelatihan berkelanjutan kepada karyawan agar tetap relevan. Pemerintah pun memegang peran penting dalam merancang kebijakan dan ekosistem yang mendukung transformasi ini.

Tidak kalah penting adalah penguatan soft skills. Kreativitas, kolaborasi, empati, dan kemampuan berpikir kritis adalah keunggulan manusia yang sulit tergantikan oleh mesin. Di masa depan, pekerjaan bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga bagaimana manusia mampu berinteraksi, berinovasi, dan memberikan nilai tambah yang unik.

Penutup

AI dan otomasi memang akan mengubah wajah dunia kerja, tetapi bukan berarti manusia akan tersisih. Justru, teknologi membuka ruang bagi lahirnya profesi dan peluang baru yang lebih kreatif dan strategis. Masa depan pekerjaan akan menjadi milik mereka yang mau beradaptasi, belajar ulang, dan berani bekerja berdampingan dengan mesin pintar.

Melalui pendidikan yang terarah, kami mendampingi mahasiswa menjadikan tantangan otomasi dan AI sebagai peluang untuk masa depan yang lebih baik.